30 July 2013
29 July 2013
Bazar Smavo
Bazar Smavo?
Apa itu? Itu adalah salah satu kegiatan rutin warga SMAN 2 Cibinong yang biasanya dilakukan sebelum datangnya bulan ramadhan. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain :'))))
Bazar tahun ini adalah salah satu kegiatan bazar yang tidak biasa, kenapa seperti itu? karna bazar tahun ini dilaksanakan saat ramadhan. Ga ada lagi hiruk pikuk siswa-siswi yang menjajakan aneka makanan kreasi mereka seperti tahun-tahun sebelumnya. Tetapi tenang saja, hal ini tak mengurangi semangat untuk berbagi :)))
28 July 2013
Evacuation Track
Nuke Map 3D Application and GIS Technology Intergration to Decide
Evacuation Track Nuclear Bomb in City Region
(Case Study of Surabaya, East Java)
<Ima RAHMAWATI; Cartography and
Remote Sensing, UGM; Indonesia
Andika Putri FIRDAUSY; Cartography and Remote Sensing, UGM; Indonesia
Azzadiva Ravi SAWUNGRANA; Cartography and Remote Sensing, UGM; Indonesia>
Andika Putri FIRDAUSY; Cartography and Remote Sensing, UGM; Indonesia
Azzadiva Ravi SAWUNGRANA; Cartography and Remote Sensing, UGM; Indonesia>
ABSTRACT
This world is really close to nuclear
warfare. This is expressed by Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) agents
that investigate the Soviet leaders believe if America does great prepare to
face Soviet (The Atlantic, 2013). Nuclear warfare has a very strong impact to
the environment because it will produce 150 million tons of smoke (Nuclear
Darkness). From health and social side, the radiation will take great effect as
what happened at Chernobyl. Because of that Indonesia has to prepare to face
every possibility. Surabaya is one of province capital in Indonesia with high
productivity that makes it as one of nuclear attack target. Method used is the
integration of Geographical Information System, Nuke Map 3D application, and
literature review. GIS method used is thematic map overlay for visualize
distribution of victim that is caused by nuclear bomb and evacuation plan. Nuke
Map 3D is application for predict damage and area of victim that receive impact
of nuclear bomb. Literature review about impact of nuclear bomb from various
research results to give description of every possibility that can happen. This
is done for damage impact prediction that is caused by nuclear bomb, especially
number of victim. This study is important for countermeasures after disaster
with decide the effective evacuation track. Data are needed to procced are damage impact and victim data caused by nuclear bomb from Nuke Map 3D
application, population data from government website of Surabaya, and basic map
for visualize thematic map. The result of this study is nuclear bomb disaster
countermeasures modeling that are in the form of evacuation track mapping and
safest destination location for ease evacuation process.
Keyword: Nukemap 3D, GIS Technology, Nuclear Bomb, Evacuation Track
27 July 2013
23 July 2013
Konservasi Energi
Estimasi
Penempatan Sumber Energi Listrik Tenaga Gelombang Laut di Kawasan Pantai Karst
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Ima Rahmawati1, Andika Putri Firdausy2, Azzadiva Ravi Sawungrana3
1,2,3 Universitas Gadjah Mada
Abstrak: Energi fosil
merupakan sumber energi utama di Indonesia, tetapi energi ini justru membawa
dampak buruk berupa peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer yang
mempercepat laju perubahan iklim dunia. Menurut data WDI dan GDF tahun 2013
perbandingan penggunaan energi fosil dan energi bersih di Indonesia sebesar
65,5:8,5 dengan emisi karbon 389,43 juta kubik ton pada 2010. Indonesia yang
terkenal dengan Negara kepulauan, dimana laut Indonesia memiliki berbagai
potensi salah satunya potensi gelombang laut yang dapat menghasilkan energi
listrik. Gelombang laut yang tergolong eco-energy diperkirakan dapat
menghasilkan energi sekitar 20-70 kWh/meter, dengan garis pantai sekitar 81.290
km (Peneliti Puslitbang PLN, 2011). Pantai
Selatan Jawa merupakan salah satu kawasan potensial sebagai lokasi penempatan
sumber energi yang memanfaatkan gelombang laut, terutama di Kabupaten
Gunungkidul yang karakteristik wilayah didominasi oleh batuan gamping/karst.
Pasalnya lokasi ini memiliki kemiringan dasar laut yang cukup curam sehingga
besar kemungkinan untuk menghasilkan gelombang laut yang sesuai. Penelitian ini
bertujuan menentukan kesesuaian kawasan untuk penempatan sumber energi listrik
dari tenaga gelombang laut (PLTGL Onshore)
menggunakan SIG dan Citra Landsat ETM+ komposit 457. Citra Satelit Landsat ETM+
komposit 457 dengan resolusi spasial 30 meter digunakan untuk mengetahui
morfologi pantai. Peta Geologi digunakan untuk mengetahui formasi batuan
penyusunnya. Peta RBI digunakan untuk mengetahui data lereng pantai yang
digunakan dalam mengidentifikasi tipe gelombang. Interpolasi data angin di
setiap titik pengukuran memberikan informasi tentang kecepatan angin dan arah
angin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kesesuaian
lahan secara spasial dan metode pembobotan. Tingkat kesesuaian lahan terbagai
menjadi sesuai (S1), sesuai bersyarat (S2), dan tidak sesuai (N). Metode
pembobotan menggunakan parameter morfologi pantai, kedalaman air laut,
kemiringan pantai, tipe gelombang, kecepatan angin dan arah angin sebagai penilaian
awal dan dasar dalam mengidentifikasi kesesuaian lahan untuk penempatan PLTGL Onshore di Kabupaten Gunungkidul.
Kata
Kunci
: Gelombang Laut, Eco-energy, PLTGL
Onshore
21 July 2013
Konservasi Lingkungan
Penentuan Zona
Mangrove Sebagai Area Biofilter Alami dalam Upaya Mereduksi Pencemaran
Lingkungan di Pantai Utara Semarang
Azzadiva Ravi Sawungrana1, Andika Putri Firdausy2, Ima Rahmawati3
1,2,3 Universitas Gadjah Mada
Abstrak: Kawasan
mangrove merupakan salah satu kawasan yang memiliki peran penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem pesisir. Semarang bagian utara tergolong sebagai daerah
dengan tingkat kerusakan pantai cukup tinggi. Terbukti dengan kerusakan hutan
mangrove yang ada di Kota Semarang mencapai 11 Ha dari total 36,51 Ha (KeSEMaT
UNDIP). Keberadaan zona mangrove di pantai utara Semarang yang seharusnya dapat
menjadi area biofilter alami sudah semakin langka, ditambah lagi dengan adanya
kegiatan reklamasi pantai yang digunakan sebagai sarana kegiatan industri dan
pelabuhan membawa dampak buruk bagi lingkungan, yakni meningkatnya pencemaran
lingkungan. Salah satu upaya dalam mengoptimalisasi zona mangrove sebagai area
biofilter adalah menjadikan kawasan mangrove sebagai sabuk hijau di sepanjang
pantai. Untuk mewujudkan sabuk hijau di sepanjang pantai tergolong tidak mudah
sebab kemampuan adaptasi setiap jenis mangrove terhadap lingkungan berbeda,
sehingga diperlukan analisis kesesuaian lahan dalam menentukan komposisi
vegetasi yang ada di setiap zona. Pembagian kawasan mangrove berdasarkan jenis
vegetasi terdiri dari zona ecotone yang diperuntukan sebagai zona pemanfaatan
dan zona mangrove yang diperuntukkan sebagai zona konservasi. Zonasi Ectone
terdiri dari vegetasi kelapa nimbung dan nyipa yang keberadaannya dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Zona Mangrove terdiri
dari vegetasi Bruguiera, Rhizophora dan Avicenia yang keberadaannya
dimanfaatkan sebagai area biofilter alami. Metode yang digunakan dalam
penelitian kali ini adalah analisis kesesuaian lahan dalam menentukan komposisi
vegetasi terbagi menjadi sesuai (S1), sesuai bersyarat (S2), dan tidak sesuai
(N) terhadap vegetasi yang ada di tiap zona. Parameter yang digunakan
diantaranya kondisi tanah, kadar garam, lamanya penggenangan dan arus pasang
surut kesesuaian lahan terhadap vegetasi yang ada di tiap zona.
Kata
Kunci
: Mangrove, Pencemaran Lingkungan, Biofilter
Alami
17 July 2013
you
"Jika saat ini kamu dapat melukiskan rasa cinta didalam hatimu
maka suatu saat kamu juga dapat menghapusnya"
15 July 2013
10 July 2013
09 July 2013
Eco-energy
Onshore
Sea Wave Power Station: Site Selection in Gunungkidul, Yogyakarta through
Remote Sensing and GIS Analysis
1 Andika Putri Firdausy, 2 Azzadiva Ravi Sawungrana,3 Ima Rahmawati
1 Faculty of Geography, Gadjah Mada University
2Faculty of Geography, Gadjah Mada University
3Faculty of Geography, Gadjah Mada University
Abstract. 65.5:8.5 is the
consumption ratio of fossil energy and clean energy in Indonesia with 389.43
million metric tons carbon emission in 2010 (WDI & GDF 2013). It is an
irony because Indonesia is one of the lungs of the world and Indonesia has so
many alternative energies such as sea wave energy that has zero emission.
Indonesia needs to develop this kind of energy because Indonesia has great
length of shore and the one of the greatest shore for sea wave energy is
Gunungkidul’s shore. That potential place needs to be developed by quick and
right technique to know suitability of on shore sea wave energy power station
placement. Remote sensing technique that integrated with Geographic Information
System is an effective way to get information of sea wave energy placement
suitability. Landsat Satellite image 30 m spatial resolution used to find out
shore morphology. Bathymetric map can give sea water depth and shore tilt
information by interpolate every height point. Shore slope data is used to
identify the wave type of the shore. Wind data interpolation in every measure
point gives information about wind speed and wind direction. Matching method is
used against parameter of shore morphology, sea water depth, shore slope, wave
type, wind speed, and wind direction as the early rating and basic of land
suitability identification for onshore sea wave power station site selection.
Land suitability level is divided to very suitable (S1), quite suitable (S2),
marginal suitable (S3), and not suitable (N). Based from identification result
with matching method could be known suitability level of onshore sea wave power
station placement so that can produce optimal energy.
Keywords: Eco-energy, Sea wave power station, Matching, Site
Selection
08 July 2013
APM~
Attack
Prediction Map (APM) for Indonesian Maritime Defense
1 Azzadiva Ravi Sawungrana, 2 Andika Putri Firdausy,3Ima Rahmawati
1 Faculty of Geography, Gadjah Mada University
2Faculty of Geography, Gadjah Mada University
3Faculty of Geography, Gadjah Mada University
Abstract: Indonesia is 15th
strongest country in the world, and 1st
in South-east Asia with maritime power 17th in the world (3rd
in South-east Asia) and air power 31st in the world (3rd
in South-east Asia) (Global Fire Power). It is unfortunate because Indonesia is
the biggest archipelago country with number of islands more than 17 thousand
but doesn’t have optimal power of maritime and air that can weaken Indonesia
itself. With quite little power of maritime and air Indonesia should have the
right strategy spatially so that Indonesia can maintain all region from outside
attack when maritime and air power still in development. Overlay method of
Attack Map with analysis of attacks that have occurred is used to determine the
right spatial defense strategy. Consideration parameters that are used are
attacks-that-have-occurred direction, number of armada, strongest type of
armada, number of near-country, presence of Indonesian important facility, and
technology of the attacker. With remote sensing, bathymetric map, and
topographic map, description of Indonesian relief will be known and can be
utilized to determine every strategy in every region in Indonesia because every
region has different characteristic of environment and geography so that it
needs to make profound region study to determine the suitable defense strategy
in every region. The result is attack prediction map with the suitable strategy
spatially.
Keywords: Indonesian maritime, Indonesian defense, Spatial
defense strategy, Attack prediction map
Subscribe to:
Posts (Atom)